Label

Sabtu, 07 Desember 2013

Makalah Sejarah Penyiaran




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan teknologi penyiaran telah melahirkan masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi melalui media penyiaran baik media cetak maupun media elektronik. Saat ini informasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan masyarakat.
Semakin tinggi minat masyarakat dalam mencari informasi memberi peluang bagi stasiun penyiaran untuk meningkatkan kinerja mereka dalam memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu dunia penyiaran juga bertindak sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum (public opinion), perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis. Penyelenggaraan penyiaran tentunya tidak terlepas dari kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal.

B.     Tujuan
Tujuan  dari pembuatan makalah yang bertema Sejarah Dunia Penyiaran Dunia dan Indonesia yaitu merupakan salah satu bentuk tugas dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran. Selain itu, untuk memberikan sedikit informasi mengenai dunia penyiaran kepada para pembaca yang ingin lebih mengenal seputar dunia penyiaran di dunia maupun di Indonesia.

C.    Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1.      Salah satu bentuk tugas untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran untuk penulis.
2.      Memberikan sedikit informasi seputar Sejarah Dunia Penyiaran Dunia dan Indonesia untuk para pembaca yang ingin mengenal seputar Dunia Penyiaran.
3.      Agar terciptanya karya kreatif dan inovatif dalam Dunia Penyiaran.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Dunia Penyiaran Dunia
Sejarah penyiaran dunia terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai Penemuan Teknologi dan sebagai Industri. Sejarah  penyiaran dunia sebagai Penemuan Teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sedangkan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri yang dimulai di Amerika.
Penyiaran adalah keterampilan dasar manusia ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Dalam teori media dan masyarakat, massa dikatakan bahwa media memiliki asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni :

Ø  Media massa memiliki efek yang berbahaya bagi masyarakat. Tahun 1920-an di Eropa penyiaran dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini berdampak buruk di Jerman karena digunakan untuk propaganda Nazi.
Ø  Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir audiensnya. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media dikarenakan mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya melindungi dari efek negatif media. “John Dewey” berkata bahwa efek negatif media dapat disaring melalui pendidikan.
Sejak tahun 20.000 SM, manusia sudah menggunakan media untuk berkomunikasi dalam bentuk pahatan di dinding gua atau asap api. Tahun 1.500 M, “Johannes Gutenberg” memperkenalkan mesin cetak.
Sementara “Penyiaran” yang merupakan padanan kata “broadcasting” adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Dengan demikian, menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran, jika salah satu syarat tidak ada maka tidak layak disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika di urut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut :
1) Harus tersedia spectrum frekuensi radio (sinyal radio)
2) Harus ada sara pemancaran/transmisi
3) Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver)
4) Harus adanya siaran (program atau acara)
5) Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan\
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Penyiaran Televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

B.     Sejarah Radio 

Awalnya sebuah radio didasari oleh sebuah penemuan-penemuan di bidang fisika pada Abad XIX M. Ada beberapa nama yang bisa dikatakan sebagai pelopor sejarah radio. Mereka yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi ”Founding Fathers” atau bapak-bapak pendiri atau penemu radio yaitu Michael Faraday, James Clerk Maxwell, Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.


Michael Faraday, seorang ahli fisika Inggris, penemu induksi elektromagnet dan formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik dan magnet.


James Clerk Maxwell, seorang ahli astronomi-fisika Skotlandia, penemu gelombang elektromagnetik (pengantar sinyal radio) yang merambat pada kecepatan cahaya.
 
Pada tahun 1887 seorang ahli Fisika dari Jerman Heinrich Hertz berhasil mengirim dan menerima gelombang radio dan mampu membuktikan teori elektromagnetik temuan Maxwell itu benar-benar ada. Kemudian Ia membuat gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Ia adalah seorang pencipta alat pemancar (transmitter), antena, dan penerima sinyal (reciever).

 
Gaglieso Marconi (1874-1937), ilmuwan Italia, diakui sebagai “Penemu Pesawat Radio”. Awal tahun 1890-an Ia mulai mempelajari ilmu-ilmu dasar hasil temuan para ilmuwan. Lalu  berusaha mengembangkan dan menerapkannya. Ia menemukan metode transmisi suara tanpa bantuan kabel. Dengan menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz, Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Hasilnya, peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa kawat. Itulah awal komunikasi radio.

Marconi peneliti tanpa memiliki status gelar sarjana, diakui oleh dunia sebagai penemu pesawat radio komunikasi dan amatir radio. Marconi sukses mengirimkan sinyal morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancaran kepada alat penerima. Sinyal yang dikirim Marconi mampu menyebrangi wilayah Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

Nikola Tesla megembangkan temuan Marconi. Ia bereksperimen tentang berbagai susunan transmisi tanpa kabel.

David Sarnoff menjadi kandidat terkuat untuk menyandang gelar “Bapak Radio Siaran”. Awalnya, pria berjuluk “si pengkhayal sejati” ini dianggap sebagai penyusun cara penggunaan utama dari alat-alat yang diciptakan Marconi, dengan memonya yang sangat terkenal, “Radio Music Box”. Itulah mengapa kini “radio identik dengan musik dan gudang lagu”. Dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima radio diproduksi massal untuk dikonsumsi publik. Tahun 1919, impian Sarnoff tewujud pesawat radio diciptakan dan dapat dibeli umum. Kita pun bisa menikmatinya saat ini.

Lee De Forest adalah ilmuwan penemu tabung hampa udara, pelopor pendirian radio siaran (broadcasting) tahun 1916, sekaligus orang yang pertama kali menyiarkan berita melalui radio. Sebelum Perang Dunia I terjadi, Reginald Fessenden yang dibantu oleh perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan musik. Sementara itu tabung hampa udara yang diberi nama Audion berhasil diciptakan. Penemuan Audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.

Awalnya penemua Radio dianggap biasa saja karena Radio hanya terpusat sebagai alat Teknologi Transmisi. Kemudian Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Selain itu Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.

Pada tahun 1909 peran Radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui oleh masyarakat. Bermula ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Sejak saat itu Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.

Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.

Pada tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.

Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad bekerja di perusahaan radio Westinghouse Company di Pittsbrugh AS. Pada tahun 1920 secara tak sengaja membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad tercatat sebagai orang yang pertama kali menyiarkan lagu-lagu melalui radio, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri .
Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio yang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka bumi.
C.    Radio Jaringan
Menyusul keberhasilan Frank Conrad membangun stasiun radio pertama, stasiun radio lainnya bermunculan diberbagai wilayah di Amerika. Stasiun radio menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun lokal). Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi sendiri programnya.

Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya namun lama kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi prograrm menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem jaringan.
Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang pertama kali membangun jaringan ini pada tahun 1926. Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan program kepada bagian stasiun radio diberbagai wilayah yang tersedia menjadi anggota jaringan (stasiun afiliasi). Dengan demikian berbagai stasiun radio saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk jaringan.
D.    Radio FM

Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Armstrong, mengembangkan tabung udara ciptaan De Forest untuk memperkuat sinyal radio hingga puluhan kilometer. Ia pun berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang bnyak dipasaran ketika itu yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo Modulasi). Radio Fm memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran (static). Berkat penemuannya itu Amstrong dikenal sebagai “Penemu Radio FM” dan memperoleh Medali Franklin, sebuah penghargaan bagi para ilmuwan.
Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya itu kepada David Sarnoff, pimpijnan perusahaan radio coporation America (RCA) yang merupakan perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM, agar dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi. Karena ditolak, Armstrong kemudian menjual hak atas temuannya itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff yang menyadari kekeliruannya berusaha kembali mendekati Armstrong dan menawarkan satu juta dollar, suatu jumlah yang sangat besar pada saat itu untuk membeli hak atas radio FM namun karena merasa kecewa Armstrong menolaknya. Sayangnya penemuan Armstrong itu belum sempat dikembangkan secara sempurna karena meletusnya Perang Dunia II. Amstrong meninggal pada tanggal 1 Februari 1954.
Selain karena perang, pengembangan radio FM juga tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk mengembangankan telvisi. Radio FM baru muncul pada masyarakat pada awal tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan keunggulan suara FM dengan memutar musik rock karena dinilai lebih cocok dengan frekuansi FM. Stasiun radio mulai memproduksi acara sendiri dan mendapatkan iklan dari pemasang iklan lokal.
E.     Sejarah Televisi


Berawal di tahun 1876 George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.
Kemudian prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah di tahun 1900 istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
Tujuh tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
Pada tahun 1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.
Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.
Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Namun Ia meninggal karena usia tua pada tanggal 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi (1889-1982).
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Pada perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahaya sehingga para pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan. Selain itu layar televisi sudah menjadi lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah  tangga.
Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain.
Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape. Berlanjut di tahun 1940 Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
Di tahun 1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975  Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
Di tahun 1979  Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
Pertama kali tahun1981 Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Lalu tahun 1987 Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai di tahun 1995. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
Pada tahun 2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya. Hingga tahun 2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

F.      Teknik Penyiaran & Peralatan Produksi
Suksesnya sebuah program acara didukung oleh kerja keras dari tim dan teknik yang digunakan. Dari tim teknik sendiri dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Manajer Teknik : Bertanggung jawab mengawasi seluruh pekerjaan teknis.
2.       Asisten Manajer Teknik : Ikut bertanggung jawab dalam penentuan anggaran dan kebijakan departemen teknik, serta memberikan saran kepada staf bagian program dan produksi atas pelbagai aspek program.
3.      Pengawas Teknik : Mengarahkan operasional peralatan elektronik beserts teknis yang bekerja.
4.      Teknisi Pemeliharaan : Bertanggung jawab memperbaiki dan mempelihara seluruh peralatan siaran, termasuk peralatan produksi.
5.      Teknisi Transmisi : Bertanggung jawab dalam operasional dan pemeliharaan peralatan pemancar.
6.      Teknisi Audio Video : Mengoperasikan audio dan video.
7.      Teknisi Audio : Bertanggung jawab menangani aspek suara suatu produksi program.
8.      Teknisi Video : Bertugas mengawasi dan menjaga kualitas gambar.
9.      Teknisi Videotape atau Editor : Bertanggung jawab menempatkan dan mengoperasikan seluruh peralatan videotape.
10.  Teknisi Master Kontrol : Bertugas melakukan koordinasi terhadap seluruh input audio dan video.
Teknisi didukung pula oleh peralatan produksi yang memadai, antara lain :
1.      Peralatan Produksi : ENG/EFP kamera, video sistem, audio sistem, VCR sistem, lighting sistem, kontrol produksi, master kontrol, dan lain-lain.
2.       Peralatan Penyiaran : Sistem kamera, sistem audio, sistem video, peralatan kontinu studio, peralatan transmisi, dan lain-lain.
3.       Peralatan Pendukung : Pembangkit daya listrik, komputer, alat komunikasi, mobil, reporter, dan lain-lain.

G.    Sejarah Penyiaran di Indonesia
Pada tahun 1911, Angkatan Laut Kerajaan Belanda pertama kali mengoperasikan fasilitas radio komunikasi di Sabang, pulau paling barat dari wilayah Indonesia. Fasilitas radio ini digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengatur lalu lintas kapal laut yang melintasi Selat Malaka, jalur perdagangan yang sangat sibuk pada waktu itu.

Setelah perang dunia pertama usai, tepatnya pada tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Tak lama setelah kejadian tersebut  berdirilah Batavia Radio Society atau Batavia Radio Vereninging (BRV) bertempat di Jakarta. Lalu sekelompok broadcaster yang mulai mengudarakan siaran tetap berupa pemutaran musik barat. Lahirnya BRV inilah yang mulai mengawali keberadaan radio siaran di Hindia Belanda (Indonesia).
Kemudian ditahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Masa penjajahan Jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang dapat dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun banyak di antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lalu pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Pada saat itu radio siaran yang ada dihentikan. Kemudian Jepang mendirikan lembaga penyiaran baru yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya di Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogjakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang. Kedelapan stasiun daerah inilah yang kemudian menjadi embrio pendirian Radio Republik Indonesia (RRI).

Tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia. Radio milik Gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Dan pada periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio transceiver yang dipakai untuk berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah semantar RI berada.

Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar. Periode tahun 1950 hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI (Persatuan Amatir Radio Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai reprensif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subverdif. Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun 1952-1965. Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi.

Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran. Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan dirinya sebagai radio amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada tanggal 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).

H.    R R I (Radio Republik Indonesia)
Rapat yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktifmengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945 di enam kota. Dalam rapat tersebut terjalin kesepakatan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.

Selain itu, rapat juga menghasilkan satu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral untuk tidak memihak kepada salah satu aliran, keyakinan, partai, atau golongan.

Stasiun RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program Daerah yang menlayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan. Program Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Program III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas.

Melihat sejarah RRI berarti mencermati kembali sejarah masa awal kemerdekaan Indonesia. Radio mempunyai peran sentral dalam mengampanyekan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 kepada dunia. Berkat peran radio inilah masyarakat dunia mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan dukungan-pun segera mengalir dari negara-negara tetangga.

I.       Sejarah Televisi di Indonesia
Sejarah sistem penyiaran televisi di Indonesia dimulai tanggal 17 Agustus 1962. Hari itu, Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya beroperasi. Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan peringatan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia ke-17  dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Siaran itu masih terhitung siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asean Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
Pada awalnya TVRI adalah proyek khusus untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke-4 di Jakarta. Siaran TVRI sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga itu, di bawah naungan Biro Radio dan Televisi Departemen Penerangan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang.

Mulai 12 November 1962 TVRI mengudara secara reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI mulai menayangkan iklan seiring dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan melalui keputusan presiden RI nomor 215 tahun 1963. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar diberbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan saatelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan Palapa A2, selanjutnya Palapa B. Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1922.TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau semua rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa.

Namun pada tahun 1981 dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan iklan. Mulai tahun 1988 TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia. Pemerintah mulai mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial pada tahun 1988. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV) 1989, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) 1990, Andalas Televisi (ANTV) 1993, Indosiar 1995, MetroTV 2000, TransTV 2001, Lativi 2002, TV7, GlobalTV, JakTV. Jumlah televisi swasta nasional belum mencakup tv lokal-regional, seperti Bali TV, Jogya TV, RBTV, TV Borobudur Semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain.

Dengan hadirnya beberapa televisi nasional dan juga beberapa tv lokal dan komunitas, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat akan di hadapkan pada beragam pilihan program yang menarik. Pada era orde baru yang lalu masyarakat hanya memiliki satu pilihan siaran televisi pemerintah yakni TVRI. TVRI yang di lahirkan pada tanggal 24 Agustus 1962, tercatat sebagai televisi siaran terristerial yang pertama dan satu-satunya milik pemerintah hingga awal tahun 1990.
Pada awalnya TVRI adalah medium pemerintahan Soekarno yang berda pada sebuah yayasan untuk memperkenalkan bangsa Indonesia pada dunia luar. Adapun kelahirannya tidak lepas dari upaya menegakkan eksistensi bangsa Indonesia melalui event Pekan Olahraga Asian Games pada tahun1962. setelah Asian Games sukses di gelar, tepatnya pada bulan Oktober 1963, struktur organisasi TVRI terbentuk. Dengan status yayasan, TVRI bertanggung jawab kepada Departemen Penerangan untuk isi program, tetapi otonom pada pendanaan. Adapun dana operasional TVRI di galang melalui iuran kepemilikan pesawat televisi di masyarakat.

Televisi merupakan medium favorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja.

J.      Sistem Penyiaran
Empat istilah dalam Undang-Undang Penyiaran yaitu : lembaga penyiaran, penyelenggara penyiaran, jasa penyiaran, dan stasiun penyiaran. Empat istilah ini membingungkan dan berlebihan karena pada dasarnya mengacu pada pengertian yang sama (Morissan, 2011 : 86).

Sistem penyiaran di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Penyiaran. Dalam Undang-Undang Penyiaran itu terdapat istilah-istilah penyiaran dan dalam seluruh istilah itu terdapat Jenis stasiun beserta jangkauan penyiarannya. Sehingga, stasiun penyiaran itu dapat menampilkan acara mereka di televise baik di daerah maupun nasional.

Dalam UU RI No. 32 tahun 2002, pada pasal 13 ayat 2 ditegaskan bahwa jasa penyiaran diselenggarakan oleh :
1.      Lembaga penyiaran swasta
2.      Lembaga penyiaran publik
3.      Lembaga penyiaran komunitas
4.      Lembaga penyiaran berlangganan.



LEMBAGA PENYIARAN SWASTA, PUBLIK, DAN KOMUNITAS

SWASTA
PUBLIK
KOMUNITAS
1
2
3
4
Definisi
Lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.
Khalayak
Umum, terbuka lebar
Umum, lebih dari satu komunitas
Satu komunitas tertentu saja
Visi
Memberikan hiburan, informasi dan pendidikan, namun semua visi pada implementasinya khususnya untuk produksi dan pemasarannya tetap diperhitungkan berdasarkan prinsip-prinsip pencapaian keuntungan ekonomi.
Meningkatkan kualitas hidup publik. Meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman ditengah masyarakat dengan harapan menciptakan kehidupan yang harmonis di antara berbagai komunitas yang berbeda.
Meningkatkan kualitas hidup anggota komunitasnya. Secara khusus menjadi lembaga siaran yang bersifat dari, oleh, dan untuk komunitas.
Jangkauan area siaran
Umumnya luas, lebih dari satu propinsi, namun memiliki batasan tertentu.
Bersifat nasional atau daerah. Tetap mengemban misi meningkatkan apresiasi terhadap identitas dan integrasi nasional.
Terbatas, umumnya dalam radius 6 km.
Ukuran kesuksesan
Rating untuk masing-masing program dan pemasukan iklan (rating program yang tinggi akan menarik pemasang iklan)
Kepuasan publik
Kepuasan anggota komunitas
Pemilik/pendiri
Umumnya berbentuk PT, sebagian menjadi PT. Tbk.
Negara atau pemerintah (untuk TVRI, RRI).
Badan hukum nonkomersial, biasanya berbentuk yayasan
Pengambilan keputusan tertinggi
Pemilik modal/para komisaris dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), manajemen operasional akan tunduk pada garis besar ini.
Lembaga supervisi bersama-sama dengan manajemen operasional. Jika lembaga penyiaran publik didirikan oleh pemda atau PT maka lembaga supervisinya harus tetap independen.
Lembaga supervisi komunitas bersama-sama dengan manajemen operasional.

















1
2
3
4
Sumber pemasukan
Iklan dalam arti luas, mencakup hard selling (penjualan langsung), sponsorship untuk suatu program atau acara, dll.
APBN untuk lembaga penyiaran public nasional dan APBD untuk lembaga penyiaran public daerah; siaran iklan, dll
Iuran anggota komunitas, hibah, sumbangan tidak mengikat, sponsor, dll.
Kriteria dan jumlah materi iklan
Terbuka luas 20% dari keseluruhan jamtayang
Tidak boleh menerima iklan hard selling, biasanya hanya sponsor program. Maksimal 15% dari keseluruhan jam tayangnya
Iklan layanan masyarakat, bukan iklan hard selling, biasanya berupa sponsor program. Maksimal 10% dari keseluruhan jam tayangnya.

K.    Jangkaun Siaran
1.      Stasiun Lokal : Stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota. Wilayah jangkauan siaran terbatas.
2.      Stasiun Nasional : Stasiun yang menyiarkan programnya ke sebagian besar wilayah negara dari satu stasiun penyiaran saja.
3.      Stasiun Jaringan : Berbagai stasiun yang memiliki wilayah siaran sendiri namun melakukan siaran bersama dengan stasiun lainnya.

L.     Karakteristik Radio Sebagai Media Massa :
1.      Publisitas artinya disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa mendengar radio, tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.
2.      Universal yakni pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya adalah orang banyak.
3.      Periodisitas artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya; harian, atau mingguan. Misalnya 15 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul 24.00 Wita.
4.      Kontinuitas artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.
5.      Aktualitas artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru dan sebagainya. Aktualitas juga berarti adanya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
M.   Radio memiliki karakteristik yang khas sebagai berikut :

1.      Imajinatif karena hanya alat indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan perkataan lain, pendengar radio bersifat imajinatif. Radio bersifat “theatre of mind” artinya Radio mampu menciptakan gambar (makes picture) dalam pikiran pendengar melalui kekuatan kata dan suara.
2.      Auditori sifat ini muncul sebagai konsekuensi dari sifat radio yang hanya bisa di dengar. Karena manusia mempunyai kemampuan mendengar yang terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio diterima selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator/penyiar untuk mngulang informasi yang hilang, kecuali ia merekamnya. Dengan perkataan lain, pers radio harus disusun secara singkat dan jelas (concise and clear).
3.      Akrab/intim sebagaimana kita lakukan sehari-hari, kita jaeang mendengar acara siaran radio secara khusus. Pada umumnya kita mendengar radio sambil melakukan kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya.
4.      Identik dengan musik Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.
5.      Mengandung gangguan seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis (channel noise factor).

N.    Keunggulan Radio Sebagai media Penyiaran antara lain :

1.      Cepat dan langsung Radio adalah sarana tercepat, bahkan lebih cepat dari surat kabar atau televisi, dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tanpa lewat proses yang kompleks dan butuh waktu yang lama seperti TV dan media cetak. Hanya melalui telepon, seorang Reporter Radio dapat dengan langsung dan cepat melaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan.
2.      Akrab, Radio adalah alat yang ”mendekatkan” atau mengakrabkan pendengar/khalayak dengan penyiar atau bahkan dengan pemiliknya. Orang jarang mendengarkan siaran Radio secara berkelompok, akan tetapi justru orang seringkali mendengarkan radio secara sendirian seperti; didalam mobil, di dalam kamar tidur, di dapur, dan sebagainya.
3.      Hangat, perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran Radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman mereka.
4.      Tanpa batas, siaran radio mampu menembus baytas-batas geografis dan kultural serta kelas sosial. Bahkan hanya orang ”tunarungu” yang tidak mampu menikmati siaran radio.
5.      Murah, harga sebuah Radio selaigus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah dibandingkan harga sebuah televisi atau berlangganan media cetak. Bahkan pendengar siaran Rdio pun tidak dipungut iuran sepeser pun.
6.       Fleksibel, siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal-hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas lain seperti; belajar, memasak, mengemudi, membaca suratkabar, dan sebagainya.

O.    Kelemahan Radio Sebagai Media Penyiaran antara lain :

1.      Selintas, siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak seperti pembaca surat kabar yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.
2.      Batasan waktu, waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan koran yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Artinya waktu yang 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.
3.      Ber-alur linier, program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan yang sudah ada (run down).

P.     Karakteristik Televisi

1.      Audiovisual, Televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan dapat dilihat (visual). Karena sifat audio visual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa.
2.      Berpikir dalam gambar, Ada 2 (dua) tahap yang dilakukan dalam proses ini, (1) Visualisasi, yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar; (2) Penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3.      Pengoperasian/cara kerja yang kompleks, dibandingkan dengan media Radio, pengoperasian televisi lebih kompleks karena lebih banyak, melibatkan orang.
Sumita Tibing, Dirut Perjan TVRI, dalam seminar Tuntutan Profesionalisme Televisi, Jakarta, November 2001 : Satu hal yang perlu diingat, meskipun 11 stasiun televisi sudah beroperasi, tetapi televisi siaran tidak akan pernah menggeser kedudukan radio siaran, karena radio siaran memiliki karakteristik tersendiri. Televisi siaran dan Radio siaran, juga media lainnya berperan saling mengisi. Televisi siaran hanya menggeser radio siaran dalam porsi iklan.”
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah suatu kesuksesan Dunia Penyiaran ditentukan oleh teknik yang memadai dan sistem yang berlaku. Teknik itu sendiri terdiri dari personel yang menguasai di bidang dunia penyiaran, peralatan penyiaran dan peralatan pendukung. Sistem yang berlaku itu mengatur aktivitas dari personel di bidang-bidang yang disebutkan diatas.
Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga penyiaran ditentukan oleh SDM yang kompeten dan professional di bidangnya. SDM yang kompeten dan professional itu sendiri tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa mematuhi setiap sistem yang berlaku.

B.     Saran
Berikut ini beberapa saran  yang dapat dilakukan kepada para pembaca khususnya para broadcaster diantaranya:
1.       Seorang broadcaster harus mempunyai sikap disiplin dan tanggung jawab yang cukup besar, terutama disiplin dalam waktu.
2.       Teknisi broadcast agar memiliki bekal untuk bekerja dan professionalitas telah dilatih sejak dini.
3.        Para broadcaster harus lebih mendalami pengetahuan tentang dunia broadcast di bidangnya masing-masing namun juga harus tetap mempelajari bidang lainnya agar terjadi balance dalam bekerja.
4.       Broadcaster diwajibkan untuk mematuhi setiap sistem yang berlaku.







Daftar Pustaka
1.      Morrissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media Group.
2.      Buku teks bebas berbahasa Indonesia diakses dari www.wikibooks.org pada tanggal 25 Desember 2011
3.      UU No. 32 Tahun 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar