BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi penyiaran telah melahirkan masyarakat yang makin besar tuntutannya
akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi melalui media penyiaran
baik media cetak maupun media elektronik. Saat ini informasi telah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan
masyarakat.
Semakin
tinggi minat masyarakat dalam mencari informasi memberi peluang bagi stasiun
penyiaran untuk meningkatkan kinerja mereka dalam memberikan informasi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu dunia penyiaran juga
bertindak sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum (public
opinion), perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan
demokratis. Penyelenggaraan penyiaran tentunya tidak terlepas dari
kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal.
B.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah yang bertema
Sejarah Dunia Penyiaran Dunia dan Indonesia yaitu merupakan salah satu bentuk
tugas dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran. Selain itu, untuk memberikan
sedikit informasi mengenai dunia penyiaran kepada para pembaca yang ingin lebih
mengenal seputar dunia penyiaran di dunia maupun di Indonesia.
C.
Manfaat
Manfaat
dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Salah
satu bentuk tugas untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah Pengantar Dunia Penyiaran
untuk penulis.
2. Memberikan
sedikit informasi seputar Sejarah Dunia Penyiaran Dunia dan Indonesia untuk
para pembaca yang ingin mengenal seputar Dunia Penyiaran.
3. Agar
terciptanya karya kreatif dan inovatif dalam Dunia Penyiaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Dunia Penyiaran Dunia
Sejarah
penyiaran dunia terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai Penemuan Teknologi dan
sebagai Industri. Sejarah penyiaran
dunia sebagai Penemuan Teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli
teknik di Eropa dan Amerika. Sedangkan sejarah media penyiaran sebagai suatu
industri yang dimulai di Amerika.
Penyiaran
adalah keterampilan dasar manusia ketika berada pada posisi tidak mampu untuk
menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Dalam
teori media dan masyarakat, massa dikatakan bahwa media memiliki asumsi untuk
membentuk masyarakat, yakni :
Ø Media
massa memiliki efek yang berbahaya bagi masyarakat. Tahun 1920-an di Eropa
penyiaran dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini berdampak buruk di Jerman
karena digunakan untuk propaganda Nazi.
Ø Media
massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir audiensnya. Rata-rata
orang yang terpengaruh oleh media dikarenakan mengalami keterputusan dengan
institusi sosial yang sebelumnya melindungi dari efek negatif media. “John
Dewey” berkata bahwa efek negatif media dapat disaring melalui pendidikan.
Sejak tahun 20.000 SM, manusia sudah menggunakan
media untuk berkomunikasi dalam bentuk pahatan di dinding gua atau asap api.
Tahun 1.500 M, “Johannes Gutenberg” memperkenalkan mesin cetak.
Sementara
“Penyiaran” yang merupakan padanan kata “broadcasting” adalah kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau sarana transmisi di
darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio
(sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui
udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Dengan demikian,
menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi
untuk dapat terjadinya penyiaran, jika salah satu syarat tidak ada maka tidak
layak disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika di urut berdasarkan apa yang
pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut :
1)
Harus tersedia spectrum frekuensi radio (sinyal radio)
2)
Harus ada sara pemancaran/transmisi
3)
Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver)
4)
Harus adanya siaran (program atau acara)
5)
Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan\
Penyiaran
radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan informasi
dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.
Penyiaran
Televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan
dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun
tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
B.
Sejarah
Radio
Awalnya
sebuah radio didasari oleh sebuah penemuan-penemuan di bidang fisika pada Abad
XIX M. Ada beberapa nama yang bisa dikatakan sebagai pelopor sejarah radio.
Mereka yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi ”Founding Fathers” atau bapak-bapak
pendiri atau penemu radio yaitu Michael
Faraday, James Clerk Maxwell,
Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.
Michael
Faraday, seorang ahli fisika Inggris, penemu induksi elektromagnet dan
formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik dan magnet.
James
Clerk Maxwell, seorang ahli astronomi-fisika Skotlandia, penemu gelombang
elektromagnetik (pengantar sinyal radio) yang merambat pada kecepatan cahaya.
Pada tahun
1887 seorang ahli Fisika dari Jerman Heinrich Hertz berhasil mengirim dan
menerima gelombang radio dan mampu membuktikan teori elektromagnetik temuan
Maxwell itu benar-benar ada. Kemudian Ia membuat gelombang radio dan berhasil
memancarkannya. Ia adalah seorang pencipta alat pemancar (transmitter), antena,
dan penerima sinyal (reciever).
Gaglieso
Marconi (1874-1937), ilmuwan Italia, diakui sebagai “Penemu Pesawat Radio”.
Awal tahun 1890-an Ia mulai mempelajari ilmu-ilmu dasar hasil temuan para
ilmuwan. Lalu berusaha mengembangkan dan
menerapkannya. Ia menemukan metode transmisi suara tanpa bantuan kabel. Dengan
menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz,
Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan
mengisinya dengan informasi. Hasilnya, peralatan transmitter dan receiver
ciptaan Marconi tersebut mampu mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat
lain tanpa kawat. Itulah awal komunikasi radio.
Marconi peneliti
tanpa memiliki status gelar sarjana, diakui
oleh dunia sebagai penemu pesawat radio komunikasi dan amatir radio. Marconi sukses mengirimkan sinyal
morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancaran kepada alat penerima.
Sinyal yang dikirim Marconi mampu menyebrangi wilayah Samudra Atlantik pada
tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Nikola
Tesla megembangkan temuan Marconi. Ia bereksperimen tentang berbagai susunan
transmisi tanpa kabel.
David
Sarnoff menjadi kandidat terkuat untuk menyandang gelar “Bapak Radio Siaran”. Awalnya, pria
berjuluk “si pengkhayal sejati”
ini dianggap sebagai penyusun cara penggunaan utama dari alat-alat yang
diciptakan Marconi, dengan memonya yang sangat terkenal, “Radio Music Box”. Itulah mengapa
kini “radio identik dengan musik dan
gudang lagu”. Dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima
radio diproduksi massal untuk dikonsumsi publik. Tahun 1919, impian Sarnoff
tewujud pesawat radio diciptakan dan dapat dibeli umum. Kita pun bisa
menikmatinya saat ini.
Lee De
Forest adalah ilmuwan penemu tabung hampa udara, pelopor pendirian radio siaran
(broadcasting) tahun 1916, sekaligus orang yang pertama kali menyiarkan berita
melalui radio. Sebelum
Perang Dunia I terjadi, Reginald Fessenden yang dibantu oleh perusahaan General
Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio
kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan musik. Sementara itu
tabung hampa udara yang diberi nama Audion berhasil diciptakan. Penemuan Audion
menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Awalnya penemua Radio dianggap biasa
saja karena Radio hanya terpusat sebagai alat Teknologi Transmisi. Kemudian
Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan
penyampaian informasi dan berita. Selain itu Radio lebih banyak dimanfaatkan
para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara
umum.
Pada tahun 1909 peran Radio dalam
menyampaikan pesan mulai diakui oleh masyarakat. Bermula ketika informasi yang dikirimkan
melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang
mengalami kecelakaan dan tenggelam. Sejak saat itu Radio menjadi medium yang
teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang
mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali
diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit untuk
digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar.
Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan kesabaran dan pengetahuan
elektronik yang memadai.
Pada tahun 1926, perusahaan
manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah
menggunakan listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop
untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai
peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta
pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media
massa.
Stasiun pertama muncul ketika
seorang ahli teknik bernama Frank Conrad bekerja di perusahaan radio
Westinghouse Company di Pittsbrugh AS. Pada tahun 1920 secara tak sengaja membangun
sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad tercatat sebagai orang yang
pertama kali menyiarkan lagu-lagu melalui radio, mengumumkan hasil pertandingan
olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri .
Dalam waktu singkat, Conrad berhasil
mendapatkan banyak pendengar seiring juga meningkatnya penjualan pesawat radio
ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA
dan masih mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua
di Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai
stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai
menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1983,
masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak
yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio yang
menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa
peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam siaran radio. Namun kebanyakan
penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat
sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka bumi.
C.
Radio Jaringan
Menyusul keberhasilan Frank Conrad
membangun stasiun radio pertama, stasiun radio lainnya bermunculan diberbagai
wilayah di Amerika. Stasiun radio menyiarkan program informasi dan hiburan
kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun lokal). Pada umumnya berbagai stasiun
radio itu memproduksi sendiri programnya.
Awalnya stasiun radio tidak terlalu
mempersoalkan biaya produksi programnya namun lama kelamaan mereka merasakan
bahwa anggaran untuk produksi prograrm menjadi beban yang semakin berat.
Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem
jaringan.
Perusahaan penyiaran National
Broadcasting Company (NBC) adalah yang pertama kali membangun jaringan ini pada
tahun 1926. Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan program kepada bagian
stasiun radio diberbagai wilayah yang tersedia menjadi anggota jaringan
(stasiun afiliasi). Dengan demikian berbagai stasiun radio saling terhubung
satu sama lain sehingga membentuk jaringan.
D.
Radio FM
Pertengahan tahun 1930-an, Edwin
Howard Armstrong, mengembangkan tabung
udara ciptaan De Forest untuk memperkuat sinyal radio hingga puluhan kilometer.
Ia pun berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio penemuan Armstrong berbeda dengan
radio yang bnyak dipasaran ketika itu yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo
Modulasi). Radio Fm memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas
dari gangguan siaran (static). Berkat penemuannya itu Amstrong dikenal sebagai “Penemu Radio FM” dan memperoleh Medali
Franklin, sebuah penghargaan bagi para ilmuwan.
Armstrong kemudian mendemonstrasikan
penemuannya itu kepada David Sarnoff, pimpijnan perusahaan radio coporation
America (RCA) yang merupakan perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM, agar
dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk
mengembangkan televisi. Karena ditolak, Armstrong kemudian menjual hak atas
temuannya itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff yang menyadari kekeliruannya
berusaha kembali mendekati Armstrong dan menawarkan satu juta dollar, suatu
jumlah yang sangat besar pada saat itu untuk membeli hak atas radio FM namun
karena merasa kecewa Armstrong menolaknya. Sayangnya penemuan Armstrong itu
belum sempat dikembangkan secara sempurna karena meletusnya Perang Dunia II. Amstrong meninggal pada tanggal 1 Februari
1954.
Selain karena perang, pengembangan
radio FM juga tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk
mengembangankan telvisi. Radio FM baru muncul pada masyarakat pada awal tahun
1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun radio FM. Stasiun radio FM
memanfaatkan keunggulan suara FM dengan memutar musik rock karena dinilai lebih
cocok dengan frekuansi FM. Stasiun radio mulai
memproduksi acara sendiri dan mendapatkan iklan dari pemasang iklan lokal.
E.
Sejarah Televisi
Berawal di
tahun 1876 George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan
dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein
menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai
Sinar Katoda.
Kemudian prinsip televisi
dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. berhasil mengirim gambar elektronik
menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18
garis. Pada tahun 1888 Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan
cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD.
Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
Tabung
Sinar Katoda (CRT) pertama kali dibuat oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand
Braun pada tahun 1897. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena
sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung. Kemudian barulah
di tahun 1900 istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari
Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran
Teknologi Dunia di Paris.
Tujuh
tahun kemuidan (1907) Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan
terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Tak lama tahun 1927 Philo
T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern
pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi
dasar kerja televisi.
Pada tahun
1928 Vladimir Kozma Zworykin mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya,
kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat
kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di
Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia
menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan
selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana
US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi.
Zworkyn dengan bantuan Philo
Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan
kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. Tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi
dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan
dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama
Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan
salah seorang penemu peralatan televisi.
Keterbukaan
Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera
tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu
dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra
dan scope yang berarti mengamati. Namun Ia meninggal karena usia tua pada tanggal
29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi (1889-1982).
Kemunculan televisi pada awalnya
ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih
mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara
televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin
televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu,
harus mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di
layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi
keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio
yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Pada perang Dunia ke-2 sempat
menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru
yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi.
Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahaya sehingga para pengisi
acara distudio tidak lagi kepanasan. Selain itu layar televisi sudah menjadi
lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun
televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat
menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya
terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir
100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi
mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga.
Perkembangan industri televisi di AS
mengikuti model radio untuk membentuk jaringan. Stasiun televisi lokal selain
menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu
CBS, NBC dan ABC. Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi
sumber program utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya
ditayangkan dalam siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York
menjadi program favorit televisi dan disiarkan secara langsung. Ketika itu
belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara
televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa kali agar dapat disiarkan
pada kesempatan yang lain.
Barulah pada tahun 1956, Ampex
Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan
efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun
1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan secara langsung,
diubah dan disimpan dalam videotape. Berlanjut
di tahun 1940 Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi
mencapai 343 garis. Pesawat televisi
berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi
berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960
dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
Di tahun
1958 sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar
televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown. Lalu tahun 1964 Prototipe sel
tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene
Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 James
Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
Barulah pada tahun 1968 Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang
dipimpin George Heilmeier. Kemudian 1975 Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang
layar plasma berwarna.
Di tahun
1979 Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak
berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED).
Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu,
Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film
transfer yang ringan.
Pertama
kali tahun1981 Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV
dengan resolusi mencapai 1.125 garis. Lalu tahun 1987 Kodak mematenkan temuan
OLED sebagai peralatan display pertama kali.
Setelah
puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber
selesai di tahun 1995. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil
dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26
juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
Pada tahun
2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD,
Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari
sebelumnya. Hingga tahun 2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi
digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan
sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang
menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video,
audio, dan signal data ke pesawat televisi.
F.
Teknik Penyiaran & Peralatan Produksi
Suksesnya
sebuah program acara didukung oleh kerja keras dari tim dan teknik yang
digunakan. Dari tim teknik sendiri dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Manajer Teknik : Bertanggung
jawab mengawasi seluruh pekerjaan teknis.
2.
Asisten Manajer
Teknik
:
Ikut
bertanggung jawab dalam penentuan anggaran dan kebijakan departemen teknik,
serta memberikan saran kepada staf bagian program dan produksi atas pelbagai
aspek program.
3.
Pengawas Teknik : Mengarahkan
operasional peralatan elektronik beserts teknis yang bekerja.
4.
Teknisi Pemeliharaan : Bertanggung jawab memperbaiki dan
mempelihara seluruh peralatan siaran, termasuk peralatan produksi.
5.
Teknisi Transmisi : Bertanggung jawab dalam operasional dan
pemeliharaan peralatan pemancar.
6.
Teknisi Audio Video : Mengoperasikan audio dan video.
7.
Teknisi Audio : Bertanggung jawab menangani aspek suara
suatu produksi program.
8.
Teknisi Video : Bertugas mengawasi dan menjaga kualitas
gambar.
9.
Teknisi Videotape atau Editor : Bertanggung jawab menempatkan dan
mengoperasikan seluruh peralatan videotape.
10.
Teknisi Master Kontrol : Bertugas
melakukan koordinasi terhadap seluruh input audio dan video.
Teknisi
didukung pula oleh peralatan produksi yang memadai, antara lain :
1.
Peralatan Produksi : ENG/EFP kamera,
video sistem, audio sistem, VCR sistem, lighting sistem, kontrol produksi,
master kontrol, dan lain-lain.
2.
Peralatan
Penyiaran
:
Sistem kamera,
sistem audio, sistem video, peralatan kontinu studio, peralatan transmisi, dan
lain-lain.
3.
Peralatan
Pendukung
:
Pembangkit daya
listrik, komputer, alat komunikasi, mobil, reporter, dan lain-lain.
G.
Sejarah
Penyiaran di Indonesia
Pada tahun 1911, Angkatan Laut
Kerajaan Belanda pertama kali mengoperasikan fasilitas radio komunikasi di
Sabang, pulau paling barat dari wilayah Indonesia. Fasilitas radio ini digunakan
sebagai alat komunikasi untuk mengatur lalu lintas kapal laut yang melintasi
Selat Malaka, jalur perdagangan yang sangat sibuk pada waktu itu.
Setelah perang dunia pertama usai,
tepatnya pada tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans
dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun
radio di Malabar, Jawa Barat. Tak lama setelah kejadian tersebut berdirilah Batavia Radio Society atau Batavia
Radio Vereninging (BRV) bertempat di Jakarta. Lalu sekelompok broadcaster yang
mulai mengudarakan siaran tetap berupa pemutaran musik barat. Lahirnya BRV
inilah yang mulai mengawali keberadaan radio siaran di Hindia Belanda
(Indonesia).
Kemudian ditahun 1930 amatir radio
di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio
Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia.
Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Masa penjajahan Jepang tidak banyak
catatan kegiatan amatir radio yang dapat dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh
pemerintahan jajahan Jepang namun banyak di antaranya yang melakukan
kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Lalu pada
tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Pada saat itu
radio siaran yang ada dihentikan. Kemudian Jepang mendirikan lembaga penyiaran
baru yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya di Jakarta,
Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogjakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang.
Kedelapan stasiun daerah inilah yang kemudian menjadi embrio pendirian Radio
Republik Indonesia (RRI).
Tahun 1945 tercatat seorang amatir
radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan
indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri.
Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia. Radio milik Gunawan menjadi
benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan
Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada
organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia).
Dan pada periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri
perangkat radio transceiver
yang dipakai untuk berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat
pemerintah semantar RI berada.
Antara tahun 1945 sampai dengan
tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar. Periode
tahun 1950 hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI (Persatuan Amatir Radio Indonesia).
Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai reprensif mengeluarkan ketentuan
bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik
pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subverdif. Kegiatan
amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun 1952-1965.
Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964 yang mengenakan sanksi
terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang.
Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio
untuk mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi.
Tahun 1966 mengudara radio Ampera
yang merupakan sarana perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde
Baru. Muncul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio
lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran. Stasiun-stasiun radio tersebut
menamakan dirinya sebagai radio amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai
daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada tanggal 9 Juli
1968, berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
H.
R
R I (Radio Republik Indonesia)
Rapat yang dihadiri para tokoh yang
sebelumnya aktifmengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan
Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945 di enam kota.
Dalam rapat tersebut terjalin kesepakatan memilih Dokter Abdulrahman Saleh
sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Selain itu, rapat juga menghasilkan
satu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang
berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain
merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral untuk tidak memihak kepada
salah satu aliran, keyakinan, partai, atau golongan.
Stasiun RRI mempunyai 52 stasiun
penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa.
Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran
dalam 3 program yaitu Program Daerah yang menlayani segmen masyarakat yang luas
sampai pedesaan. Program Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan
dan Program III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel)
kepada masyarakat luas.
Melihat sejarah
RRI berarti mencermati kembali sejarah masa awal kemerdekaan Indonesia. Radio
mempunyai peran sentral dalam mengampanyekan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
pada 17 Agustus 1945 kepada dunia. Berkat peran radio inilah masyarakat dunia
mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan dukungan-pun segera mengalir
dari negara-negara tetangga.
I.
Sejarah
Televisi di Indonesia
Sejarah sistem
penyiaran televisi di Indonesia dimulai tanggal 17 Agustus 1962. Hari itu,
Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya beroperasi.
Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan
peringatan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia ke-17 dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Siaran itu masih terhitung siaran
percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB
yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asean Games IV dari stadion
utama Gelora Bung Karno.
Pada awalnya
TVRI adalah proyek khusus untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke-4
di Jakarta. Siaran TVRI sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh
Organizing Comitte Asian Games IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga
itu, di bawah naungan Biro Radio dan Televisi Departemen Penerangan. Sejak itu pula Televisi Republik
Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun
call) hingga sekarang.
Mulai 12
November 1962 TVRI mengudara secara reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI
mulai menayangkan iklan seiring dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi
berbadan hukum yayasan melalui keputusan presiden RI nomor 215 tahun 1963. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada
diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Sejalan
dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar
diberbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16
Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan saatelit Palapa untuk
telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A
sebagai generasi pertama diganti dengan Palapa A2, selanjutnya Palapa B. Palapa
B2, B2P, B2R dan Palapa B4 diluncurkan tahun 1922.TVRI yang berada di bawah Departemen
Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau semua rakyat
Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa.
Namun pada
tahun 1981 dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan
iklan. Mulai tahun
1988 TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia. Pemerintah mulai
mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, yakni Rajawali Citra Televisi
Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial pada tahun 1988. Secara berturut-turut
berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV) 1989, Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI) 1990, Andalas Televisi (ANTV) 1993, Indosiar 1995, MetroTV
2000, TransTV 2001, Lativi 2002, TV7, GlobalTV, JakTV. Jumlah televisi swasta
nasional belum mencakup tv lokal-regional, seperti Bali TV, Jogya TV, RBTV, TV
Borobudur Semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain.
Dengan hadirnya beberapa televisi
nasional dan juga beberapa tv lokal dan komunitas, menambah maraknya bisnis
televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat akan di hadapkan pada
beragam pilihan program yang menarik. Pada era orde baru yang lalu masyarakat
hanya memiliki satu pilihan siaran televisi pemerintah yakni TVRI. TVRI yang di
lahirkan pada tanggal 24 Agustus 1962, tercatat sebagai televisi siaran
terristerial yang pertama dan satu-satunya milik pemerintah hingga awal tahun
1990.
Pada awalnya TVRI adalah medium
pemerintahan Soekarno yang berda pada sebuah yayasan untuk memperkenalkan
bangsa Indonesia pada dunia luar. Adapun kelahirannya tidak lepas dari upaya
menegakkan eksistensi bangsa Indonesia melalui event Pekan Olahraga Asian Games
pada tahun1962. setelah Asian Games sukses di gelar, tepatnya pada bulan
Oktober 1963, struktur organisasi TVRI terbentuk. Dengan status yayasan, TVRI
bertanggung jawab kepada Departemen Penerangan untuk isi program, tetapi otonom
pada pendanaan. Adapun dana operasional TVRI di galang melalui iuran
kepemilikan pesawat televisi di masyarakat.
Televisi
merupakan medium favorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi
merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya
manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia
tidak diimbangkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada
umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan
hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja.
J.
Sistem
Penyiaran
Empat istilah
dalam Undang-Undang Penyiaran yaitu : lembaga penyiaran, penyelenggara penyiaran,
jasa penyiaran, dan stasiun penyiaran. Empat istilah ini membingungkan dan
berlebihan karena pada dasarnya mengacu pada pengertian yang sama (Morissan,
2011 : 86).
Sistem penyiaran di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Penyiaran. Dalam Undang-Undang Penyiaran itu terdapat
istilah-istilah penyiaran dan dalam seluruh istilah itu terdapat Jenis stasiun
beserta jangkauan penyiarannya. Sehingga, stasiun penyiaran itu dapat
menampilkan acara mereka di televise baik di daerah maupun nasional.
Dalam UU RI No.
32 tahun 2002, pada pasal 13 ayat 2 ditegaskan bahwa jasa penyiaran
diselenggarakan oleh :
1. Lembaga
penyiaran swasta
2. Lembaga
penyiaran publik
3. Lembaga
penyiaran komunitas
4. Lembaga
penyiaran berlangganan.
LEMBAGA PENYIARAN SWASTA, PUBLIK, DAN KOMUNITAS
SWASTA
|
PUBLIK
|
KOMUNITAS
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Definisi
|
Lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk
badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa
penyiaran radio atau televisi
|
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang
didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
|
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia,
didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial,
dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk
melayani kepentingan komunitasnya.
|
Khalayak
|
Umum, terbuka lebar
|
Umum, lebih dari satu komunitas
|
Satu komunitas tertentu saja
|
Visi
|
Memberikan hiburan, informasi dan pendidikan, namun
semua visi pada implementasinya khususnya untuk produksi dan pemasarannya
tetap diperhitungkan berdasarkan prinsip-prinsip pencapaian keuntungan
ekonomi.
|
Meningkatkan kualitas hidup publik. Meningkatkan apresiasi
terhadap keanekaragaman ditengah masyarakat dengan harapan menciptakan
kehidupan yang harmonis di antara berbagai komunitas yang berbeda.
|
Meningkatkan kualitas hidup anggota komunitasnya.
Secara khusus menjadi lembaga siaran yang bersifat dari, oleh, dan untuk
komunitas.
|
Jangkauan area siaran
|
Umumnya luas, lebih dari satu propinsi, namun memiliki
batasan tertentu.
|
Bersifat nasional atau daerah. Tetap mengemban misi
meningkatkan apresiasi terhadap identitas dan integrasi nasional.
|
Terbatas, umumnya dalam radius 6 km.
|
Ukuran kesuksesan
|
Rating untuk masing-masing program dan pemasukan iklan
(rating program yang tinggi akan menarik pemasang iklan)
|
Kepuasan publik
|
Kepuasan anggota komunitas
|
Pemilik/pendiri
|
Umumnya berbentuk PT, sebagian menjadi PT. Tbk.
|
Negara atau pemerintah (untuk TVRI, RRI).
|
Badan hukum nonkomersial, biasanya berbentuk yayasan
|
Pengambilan keputusan tertinggi
|
Pemilik modal/para komisaris dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham), manajemen operasional akan tunduk pada garis besar ini.
|
Lembaga supervisi bersama-sama dengan manajemen
operasional. Jika lembaga penyiaran publik didirikan oleh pemda atau PT maka
lembaga supervisinya harus tetap independen.
|
Lembaga supervisi komunitas bersama-sama dengan
manajemen operasional.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Sumber pemasukan
|
Iklan dalam arti luas, mencakup hard selling (penjualan
langsung), sponsorship untuk suatu program atau acara, dll.
|
APBN untuk lembaga penyiaran public nasional dan APBD
untuk lembaga penyiaran public daerah; siaran iklan, dll
|
Iuran anggota komunitas, hibah, sumbangan tidak
mengikat, sponsor, dll.
|
Kriteria dan jumlah materi iklan
|
Terbuka luas 20% dari keseluruhan jamtayang
|
Tidak boleh menerima iklan hard selling, biasanya hanya
sponsor program. Maksimal 15% dari keseluruhan jam tayangnya
|
Iklan layanan masyarakat, bukan iklan hard selling,
biasanya berupa sponsor program. Maksimal 10% dari keseluruhan jam tayangnya.
|
K.
Jangkaun
Siaran
1. Stasiun Lokal : Stasiun penyiaran dengan wilayah siaran
terkecil yang mencakup satu wilayah kota. Wilayah jangkauan siaran terbatas.
2. Stasiun
Nasional
: Stasiun yang
menyiarkan programnya ke sebagian besar wilayah negara dari satu stasiun
penyiaran saja.
3. Stasiun
Jaringan
: Berbagai stasiun
yang memiliki wilayah siaran sendiri namun melakukan siaran bersama dengan
stasiun lainnya.
L.
Karakteristik Radio Sebagai Media Massa
:
1. Publisitas artinya
disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa
mendengar radio, tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh
mendengar radio.
2. Universal yakni
pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di
berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan
pendengarnya adalah orang banyak.
3. Periodisitas
artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya; harian, atau
mingguan. Misalnya 15 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul 24.00 Wita.
4. Kontinuitas
artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode
mengudara atau jadwal mengudara.
5. Aktualitas
artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti informasi atau
laporan peristiwa terbaru, tips baru dan sebagainya. Aktualitas juga
berarti adanya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
M.
Radio memiliki karakteristik yang khas
sebagai berikut :
1.
Imajinatif karena hanya
alat indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas,
maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan
perkataan lain, pendengar radio bersifat imajinatif. Radio bersifat “theatre
of mind” artinya Radio mampu menciptakan gambar (makes picture) dalam
pikiran pendengar melalui kekuatan kata dan suara.
2.
Auditori sifat ini
muncul sebagai konsekuensi dari sifat radio yang hanya bisa di dengar. Karena
manusia mempunyai kemampuan mendengar yang terbatas, maka pesan komunikasi
melalui radio diterima selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali
(rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa
meminta kepada komunikator/penyiar untuk mngulang informasi yang hilang,
kecuali ia merekamnya. Dengan perkataan lain, pers radio harus disusun secara
singkat dan jelas (concise and clear).
3.
Akrab/intim sebagaimana
kita lakukan sehari-hari, kita jaeang mendengar acara siaran radio secara
khusus. Pada umumnya kita mendengar radio sambil melakukan
kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya.
4.
Identik dengan musik Radio adalah
sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk
mendengarkan musik.
5.
Mengandung gangguan seperti timbul
tenggelam (fading) dan gangguan teknis (channel noise factor).
N.
Keunggulan Radio Sebagai media
Penyiaran antara lain :
1. Cepat dan
langsung Radio adalah sarana tercepat, bahkan lebih cepat dari surat kabar atau
televisi, dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tanpa lewat proses
yang kompleks dan butuh waktu yang lama seperti TV dan media cetak. Hanya
melalui telepon, seorang Reporter Radio dapat dengan langsung dan cepat
melaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan.
2. Akrab, Radio
adalah alat yang ”mendekatkan” atau mengakrabkan pendengar/khalayak dengan
penyiar atau bahkan dengan pemiliknya. Orang jarang mendengarkan siaran Radio
secara berkelompok, akan tetapi justru orang seringkali mendengarkan radio
secara sendirian seperti; didalam mobil, di dalam kamar tidur, di dapur, dan
sebagainya.
3. Hangat,
perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran Radio mampu
mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara
penyiar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman
mereka.
4. Tanpa batas,
siaran radio mampu menembus baytas-batas geografis dan kultural serta kelas
sosial. Bahkan hanya orang ”tunarungu” yang tidak mampu menikmati siaran radio.
5. Murah, harga
sebuah Radio selaigus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah
dibandingkan harga sebuah televisi atau berlangganan media cetak. Bahkan
pendengar siaran Rdio pun tidak dipungut iuran sepeser pun.
6. Fleksibel, siaran radio bisa dinikmati
sambil mengerjakan hal-hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas lain seperti;
belajar, memasak, mengemudi, membaca suratkabar, dan sebagainya.
O.
Kelemahan Radio Sebagai Media Penyiaran
antara lain :
1. Selintas,
siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa
yang didengarnya, tidak seperti pembaca surat kabar yang bisa mengulang
bacaannya dari awal tulisan.
2. Batasan waktu,
waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan koran
yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Artinya waktu yang 24 jam
sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.
3. Ber-alur
linier, program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan yang
sudah ada (run down).
P.
Karakteristik Televisi
1. Audiovisual,
Televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan dapat dilihat (visual).
Karena sifat
audio visual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan
informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar
peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa.
2. Berpikir dalam
gambar, Ada 2 (dua) tahap yang dilakukan dalam proses ini, (1) Visualisasi,
yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi
gambar-gambar; (2) Penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai
gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung
makna tertentu.
3. Pengoperasian/cara
kerja yang kompleks, dibandingkan dengan media Radio, pengoperasian televisi
lebih kompleks karena lebih banyak, melibatkan orang.
Sumita
Tibing, Dirut Perjan TVRI, dalam seminar Tuntutan Profesionalisme Televisi,
Jakarta, November 2001 : ”Satu hal yang perlu diingat, meskipun 11 stasiun televisi
sudah beroperasi, tetapi televisi siaran
tidak akan pernah menggeser kedudukan radio siaran, karena radio siaran
memiliki karakteristik tersendiri. Televisi siaran dan Radio siaran, juga media
lainnya berperan saling mengisi. Televisi siaran hanya menggeser radio siaran
dalam porsi iklan.”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah suatu kesuksesan Dunia
Penyiaran ditentukan oleh teknik yang memadai dan sistem yang berlaku. Teknik
itu sendiri terdiri dari personel yang menguasai di bidang dunia penyiaran,
peralatan penyiaran dan peralatan pendukung. Sistem yang berlaku itu mengatur
aktivitas dari personel di bidang-bidang yang disebutkan diatas.
Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga penyiaran ditentukan oleh SDM
yang kompeten dan professional di bidangnya. SDM yang kompeten dan professional
itu sendiri tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa mematuhi setiap sistem
yang berlaku.
B.
Saran
Berikut ini beberapa saran
yang dapat dilakukan kepada para pembaca khususnya para broadcaster
diantaranya:
1.
Seorang broadcaster harus
mempunyai sikap disiplin dan tanggung jawab yang cukup besar, terutama disiplin
dalam waktu.
2.
Teknisi broadcast agar memiliki
bekal untuk bekerja dan professionalitas telah dilatih sejak dini.
3.
Para broadcaster harus lebih mendalami
pengetahuan tentang dunia broadcast di bidangnya masing-masing namun juga harus
tetap mempelajari bidang lainnya agar terjadi balance dalam bekerja.
4.
Broadcaster diwajibkan untuk
mematuhi setiap sistem yang berlaku.
Daftar Pustaka
1. Morrissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
2. Buku teks bebas berbahasa Indonesia diakses dari www.wikibooks.org
pada tanggal 25 Desember 2011
3. UU No. 32 Tahun 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar